Diadatang ke dunia dengan misi khusus, yakni melaksanakan kehendak Allah. Semua dipanggil untuk menjadi anggota keluarga Allah. Karena itu, tatkala di hadapan pendengar-Nya ada yang berkata bahwa ibu dan saudara-Nya mencari Dia, ditegaskan-Nya tentang siapa ibu dan saudara-Nya. “Siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga,
SELURUH sahabat bunda yang dicintai dan mencintai Allah, Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Ahmad bin Hambal, Nabi memberitahukan adanya ahli keluarga Allah di muka bumi ini. Para sahabat bertanya, “Siapakah yang dimaksud dengn Ahlullah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjelaskan, “Mereka adalah Ahlul Qur’an, Ahlullah dan orang-orang yang Dia khususkan.” Sahabat Bunda, betapa bahagianya menjadi keluarga orang besar selayak Menteri, Gubernur, Presiden yang amanah. Betapa bahagianya menjadi keluarga ustadz, dai, ulama, juga orang-orang shalih. Tapi sahabat, Allah Azza wa Jalla dengan terang memberikan tawaran yang jauh lebih mulia, yakni menjadi keluarga’-Nya. Bagaimana caranya? Dengan berinteraksi bersama Al-Qur’an yang mulia. BACA JUGA Beramal Melalui Kerja Dimulai dari mencintai para ahli Al-Qur’an, belajar membaca dan memperbaiki bacaan Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an secara rutin meski beberapa ayat, menghafalkan ayat-ayat yang terbiasa kita baca, mendakwahkan Al-Qur’an kepada keluarga dan orang sekitar, juga berupaya mengamalkan Al-Qur’an sesuai dengan kemampuan terbaik yang kita miliki. Sahabat Bunda, Al-Qur’an adalah kunci kebangkitan. Siapa dekat, berinteraksi, dan mengamalkan Al-Qur’an, dia akan berjaya di dunia sampai akhirat. Sebaliknya, para penista dan pembenci Al-Qur’an dijanjikan oleh Allah derajat yang rendah, kehinaan, dan kenistaan ternista. Sahabat Bunda, Nabi juga berjanji. orang terbaik bukan yang paling tampan atau paling cantik, bukan yang paling gagah atau paling kuat, bukan pula yang paling kaya atau memiliki jabatan yang tinggi. Kata Nabi, manusia terbaik adalah yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. Yuk sempatkan diri membaca Al-Qur’an. Pasti ada kedamaian di hati saat membaca Al-Qur’an. Saat hati damai, pikiran menjadi tenang, insya Allah bekerja pun akan optimal. Tentu, berujung pada hasil yang menakjubkan. BACA JUGA Riba Pasti Membunuhmu Ya Allah, limpahkan Kasih Sayang kepada kami melalui kemuliaan Al-Qur’an. Ya Allah, berikan kami syafaat Al-Qur’an di dunia sampai akhirat. Jadikan kami “keluarga-MU” di dunia ini. Aamiin. Salam untuk keluarga Bunda Ermi [] —————————— Ikuti sejuknya Pesan Bunda Ermi lainnya di Channel TELEGRAM. Cukup klik Yuk dukung gerakan GerakanNasiBerkahJumat Rp 20 RIbu/paket nasi untuk yatim dan dhuafa di Jabodetabek bareng Majelis Keluarga Indonesia pimpinan Babeh Haikal Hasan. Transfer ke rekening Ahmad Haikal Hasan, Bank Muamalat ATM 147 3010187415. Jangan lupa kasih kode 02 di akhir angka transfer. Kontemplasidi Tengah Zaman. Dalam dunia yang kompleks ini, kita diajak untuk membangun kehidupan dengan semangat kontemplasi, agar dalam dan melalui kontemplasi kita dapat menemukan makna dan orientasi hidup kita yang sesungguhnya; yang hanya berpusat pada Allah sendiri sebagaiman Keluarga Kudus Nazaret. Berkontemplasi dapat membuat hidup kita
Brother dan sister terkasih, saya bersukacita atas kesempatan berada bersama Anda di awal sesi konferensi umum ini. Saya menyambut Anda dengan sehangat-hangatnya. Konferensi umum selalu merupakan waktu berkumpul bagi Orang Suci Zaman Akhir. Kita sudah lama tumbuh melampaui kemampuan untuk berkumpul secara fisik di satu tempat, tetapi Tuhan telah menyediakan jalan bagi berkat-bekat konferensi umum untuk menjangkau Anda di mana pun Anda berada. Sementara mengesankan melihat pengumpulan Orang Suci di Pusat Konferensi yang besar ini, kami yang berdiri di mimbar ini selalu melihat dalam benak kami jutaan orang yang berkumpul bersama kita di seluruh dunia untuk menyaksikan dan mendengarkan konferensi. Banyak dari Anda berkumpul bersama keluarga Anda; beberapa mungkin berkumpul bersama teman atau sesama anggota Gereja. Di mana pun Anda berada dan bagaimana pun Anda mendengar suara saya, mohon ketahui bahwa meskipun Anda tidak berada bersama kami secara fisik, kami merasa bahwa Anda berada bersama kami dalam semangat. Kami berharap Anda semua akan merasa satu dengan kami—bahwa Anda akan merasakan kuasa rohani yang datang kapan pun sekumpulan orang percaya berkumpul dalam nama Yesus Kristus. Saya merasa terkesan untuk berbicara kepada Anda hari ini mengenai jenis pengumpulan yang lain. Jenis ini tidak terjadi hanya setiap enam bulan, seperti konferensi umum. Alih-alih, itu telah berlangsung sejak masa awal Pemulihan Gereja, dan itu telah dipergegas di tahun-tahun terakhir ini. Saya merujuk kepada pengumpulan keluarga Allah. Untuk menggambarkan pengumpulan ini, mungkin yang terbaik adalah mulai sebelum kita lahir, sebelum apa yang Alkitab sebut “pada mulanya” Kejadian 11. Pada waktu itu, kita hidup bersama Bapa Surgawi sebagai anak-anak roh-Nya. Ini berlaku bagi semua orang yang pernah hidup di bumi. Tahukah Anda? Nama “brother” dan “sister” bukanlah sekadar sapaan bersahabat atau istilah tanda sayang bagi kita. Itu adalah pernyataan dari suatu kebenaran kekal Allah adalah Bapa harfiah dari seluruh umat manusia; kita masing-masing adalah bagian dari keluarga kekal-Nya. Karena Dia mengasihi kita dengan kasih seorang Bapa yang sempurna, Dia ingin kita maju dan berkembang serta menjadi seperti Dia. Dia menetapkan sebuah rencana yang dengannya kita akan datang ke bumi, dalam keluarga, dan memiliki pengalaman yang akan mempersiapkan kita untuk kembali kepada-Nya dan hidup sebagaimana Dia hidup. Elemen sentral dari rencana ini adalah janji bahwa Yesus Kristus akan menawarkan Diri-Nya sebagai kurban, untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kematian. Tugas kita adalah untuk menerima kurban Juruselamat dengan mematuhi hukum dan tata cara Injil. Anda dan saya menerima rencana ini. Bahkan, kita bersukacita di dalamnya, meskipun itu berarti bahwa kita meninggalkan hadirat Bapa kita dan melupakan apa yang telah kita alami di sana bersama-Nya. Tetapi kita tidak dikirim ke sini sepenuhnya dalam kegelapan. Kita masing-masing diberikan sebagian dari terang Allah, disebut “Terang Kristus,” untuk membantu kita membedakan antara baik dan jahat, benar dan salah. Inilah sebabnya bahkan mereka yang hidup dengan sedikit atau tanpa pengetahuan mengenai rencana Bapa tetap dapat merasakan, dalam hati mereka, bahwa tindakan-tindakan tertentu adalah adil dan bermoral sementara yang lainnya tidak. Perasaan kita mengenai benar dan salah tampaknya terutama peka ketika kita membesarkan anak-anak kita. Yang tertanam di dalam nyaris setiap orangtua adalah hasrat untuk mengajari anak-anak mereka kebajikan-kebajikan moral. Ini adalah bagian dari mukjizat rencana Bapa Surgawi. Dia ingin anak-anak-Nya datang ke bumi, mengikuti pola kekal keluarga yang ada di surga. Keluarga adalah unit organisasi dasar dari lingkup kekal, dan dengan demikian juga Dia bermaksud agar itu menjadi unit dasar di bumi. Meskipun keluarga di bumi jauh dari sempurna, itu memberi anak-anak Allah kesempatan terbaik untuk disambut di dunia dengan satu-satunya kasih di bumi yang mendekati apa yang kita rasakan di surga—kasih orangtua. Keluarga juga merupakan cara terbaik untuk melestarikan dan meneruskan kebajikan-kebajikan moral dan asas-asas sejati yang akan paling mungkin menuntun kita kembali ke hadirat Allah. Hanya sebagian kecil saja dari anak-anak Allah yang memperoleh, selama kehidupan ini, suatu pemahaman lengkap akan rencana Allah, bersama akses terhadap tata cara dan perjanjian imamat yang menjadikan kuasa mendamaikan Juruselamat sepenuhnya bekerja dalam kehidupan kita. Bahkan mereka dengan orangtua terbaik dapat hidup dengan setia sesuai dengan terang yang mereka miliki tetapi tidak pernah mendengar mengenai Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya atau diundang untuk dibaptiskan dalam nama-Nya. Ini benar adanya bagi jutaan saudara dan saudari kita yang tak terbilang jumlahnya sepanjang sejarah dunia. Sebagian orang mungkin menganggap ini tidak adil. Mereka mungkin bahkan menganggapnya sebagai bukti bahwa tidak ada rencana, tidak ada persyaratan khusus untuk keselamatan—merasa bahwa seorang Allah yang adil dan pengasih tidak akan menciptakan rencana yang tersedia bagi hanya sebagian kecil dari anak-anak-Nya. Yang lainnya dapat menyimpulkan bahwa Allah pasti telah menentukan sebelumnya yang mana di antara anak-anak-Nya akan Dia selamatkan dan menjadikan Injil tersedia bagi mereka, sementara mereka yang tidak pernah mendengar Injil memang tidak “dipilih.” Tetapi Anda dan saya tahu, karena kebenaran-kebenaran yang dipulihkan melalui Nabi Joseph Smith, bahwa rencana Allah jauh lebih penuh kasih dan adil daripada itu. Bapa Surgawi kita bersemangat untuk mengumpulkan dan memberkati seluruh keluarga-Nya. Sementara Dia tahu bahwa tidak semuanya akan memilih untuk dikumpulkan, rencana-Nya memberi masing-masing dari anak-anak-Nya kesempatan untuk menerima atau menolak undangan-Nya. Dan keluarga berada di pusat rencana ini. Berabad-abad lalu, Nabi Maleakhi berkata bahwa di suatu masa mendatang, Allah akan mengirimkan Elia untuk “membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya” Maleakhi 46. Nubuat ini begitu penting sehingga Juruselamat mengutipnya ketika Dia mengunjungi Benua Amerika setelah Kebangkitan-Nya lihat 3 Nefi 255–6. Dan ketika malaikat Moroni mengunjungi Nabi Joseph Smith, dia pun mengutip nubuat mengenai Elia dan hati, bapa-bapa, dan anak-anak lihat Joseph Smith—Sejarah 136–39. Hari ini adalah 1 April. Dua hari dari sekarang, 3 April, menandai 181 tahun sejak hari nubuat Maleakhi digenapi. Pada hari itu, Elia datang, dan dia memberi kepada Joseph Smith kuasa imamat untuk memeteraikan keluarga secara kekal lihat A&P 11013–16. Sejak hari ini hingga kini, minat dalam mengeksplorasi sejarah keluarga seseorang telah tumbuh melesat tajam. Dengan terus semakin meningkat, orang tampaknya tertarik kepada leluhur mereka dengan lebih daripada sekadar rasa ingin tahu yang sambil lalu. Perpustakaan, asosiasi, dan teknologi silsilah telah muncul di seluruh dunia untuk mendukung minat ini. Kemampuan internet untuk memperkaya komunikasi ini telah memungkinkan keluarga bekerja bersama untuk melakukan riset sejarah keluarga dengan kecepatan dan kecermatan yang tidak pernah dimungkinkan sebelumnya. Mengapa semua ini terjadi? Karena tidak ada istilah yang lebih baik, kita menyebutnya “semangat Elia.” Kita juga dapat secara setara menyebutnya “penggenapan nubuat.” Saya memberikan kesaksian bahwa Elia sungguh datang. Hati anak-anak—Anda dan saya—telah berpaling kepada bapa-bapa kita, leluhur kita. Kasih sayang yang Anda rasakan bagi leluhur Anda merupakan bagian dari penggenapan nubuat itu. Itu tertanam jauh di dalam pemahaman Anda akan siapa diri Anda. Tetapi itu ada kaitannya dengan lebih daripada hanya DNA yang diwariskan. Misalnya, sewaktu Anda mengikuti dorongan untuk belajar mengenai sejarah keluarga Anda, Anda dapat menemukan bahwa seorang saudara jauh berbagi sebagian dari fitur wajah Anda atau minat Anda terhadap buku atau bakat Anda untuk menyanyi. Ini dapat sangat menarik dan bahkan penuh wawasan. Tetapi jika pekerjaan Anda berhenti di sana, Anda akan merasakan bahwa ada sesuatu yang kurang. Ini adalah karena mengumpulkan dan menyatukan keluarga Allah memerlukan lebih daripada hanya perasaan yang hangat. Itu memerlukan perjanjian-perjanjian sakral yang dilakukan sehubungan dengan tata cara-tata cara imamat. Banyak dari leluhur Anda tidak menerima tata cara-tata cara itu. Tetapi dalam kemurahan Allah, Anda menerimanya. Dan Allah tahu bahwa Anda akan merasa tertarik kepada leluhur Anda dalam kasih dan bahwa Anda akan memiliki teknologi yang diperlukan untuk mengidentifikasi mereka. Dia juga tahu bahwa Anda akan hidup pada masa di mana akses terhadap bait suci yang kudus, di mana tata cara dapat dilaksanakan, akan lebih besar daripada kapan pun dalam sejarah. Dan Dia tahu bahwa Dia dapat memercayai Anda untuk merampungkan pekerjaan ini demi leluhur Anda. Tentu saja, kita semua memiliki banyak tanggung jawab mendesak dan penting yang memerlukan perhatian dan waktu kita. Kita semua menemukan bagian-bagian dari apa yang Tuhan harapkan kita lakukan melampaui kemampuan kita. Untungnya, Tuhan menyediakan jalan bagi kita masing-masing untuk memperoleh keyakinan dan kepuasan dalam segenap pelayanan kita, termasuk pelayanan sejarah keluarga. Kita memperoleh kekuatan untuk melakukan apa yang Dia minta melalui iman kita bahwa Juruselamat tidak memberikan perintah “kecuali Dia akan mempersiapkan jalan bagi [kita] agar [kita] boleh merampungkan apa yang Dia perintahkan” 1 Nefi 37. Saya tahu ini benar dari pengalaman. Bertahun-tahun lampau, sebagai mahasiswa, saya bertemu seorang pria yang bekerja untuk salah satu perusahaan komputer terbesar di dunia. Ini adalah di masa-masa awal penggunaan komputer, dan kebetulan perusahaannya telah mengirim dia untuk menjual komputer ke Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir. Sejauh yang saya ketahui, pramuniaga ini tidak memiliki kepercayaan agama. Tetapi dia berkata dengan takjub dan pujian, “Dalam gereja ini mereka melakukan apa yang mereka sebut silsilah,’ mencari nama-nama orang yang mati, mencoba mengidentifikasi leluhur mereka. Orang-orang, kebanyakan wanita, berlari di sekitar kabinet arsip, mencari informasi melalui kartu kecil.” Jika saya mengingatnya dengan benar, dia berkata para wanita berlari mengenakan sepatu tenis sehingga mereka dapat berlari lebih cepat. Pria itu melanjutkan, Sewaktu saya melihat hebatnya apa yang coba mereka lakukan, saya menyadari bahwa saya telah menemukan alasan untuk penemuan komputer.” Yah, dia benar sebagian. Komputer menjadi bagian penting dari pekerjaan sejarah keluarga masa depan—hanya saja bukan komputer yang dia jual. Seorang pemimpin Gereja yang diilhami memilih untuk tidak membeli komputernya. Gereja menantikan teknologi yang pada waktu itu belum lagi dibayangkan. Tetapi saya telah belajar dalam tahun-tahun setelahnya bahwa bahkan teknologi terbaik tidak akan pernah dapat menjadi pengganti bagi wahyu dari surga, seperti jenis yang pemimpin Gereja itu terima. Ini adalah pekerjaan rohani, dan Tuhan mengarahkannya melalui Roh Kudus-Nya. Hanya beberapa minggu lalu, saya sedang mengerjakan sejarah keluarga saya dengan seorang konsultan di sisi saya dan seorang penolong lainnya di telepon. Di layar komputer di hadapan saya ada masalah yang melampaui kemampuan fana saya untuk memecahkannya. Saya melihat dua nama, yang dikirimkan kepada saya oleh keajaiban teknologi, dari orang-orang yang mungkin menantikan tata cara bait suci. Tetapi masalahnya adalah nama-nama tersebut berbeda, tetapi ada alasan untuk percaya itu mungkin orang yang sama. Tugas saya adalah untuk menentukan apa yang benar. Saya meminta konsultan saya untuk memberi tahu saya. Mereka mengatakan, “Tidak, Anda harus memilih.” Dan mereka sepenuhnya yakin saya akan menemukan kebenaran. Komputernya, dengan segenap kuasa dan informasinya, telah meninggalkan bagi saya berkat berupa menatapi nama-nama tersebut di sebuah layar, mengevaluasi informasi yang tersedia, mencari riset lainnya, berdoa dalam hati, dan menemukan apa yang benar. Sewaktu saya berdoa, saya tahu dengan kepastian apa yang harus dilakukan—sama seperti pada situasi lainnya ketika saya perlu bersandar pada bantuan surgawi untuk menyelesaikan sebuah masalah. Kita tidak mengetahui keajaiban apa yang akan Allah ilhamkan untuk orang ciptakan untuk membantu pekerjaan-Nya mengumpulkan keluarga-Nya. Tetapi apa pun penemuan menakjubkan yang mungkin datang, penggunaannya akan memerlukan Roh bekerja dalam diri orang seperti Anda dan saya. Ini seharusnya tidak mengejutkan kita. Lagi pula, ini adalah putra dan putri terkasih Allah. Dia akan mengirimkan ilham apa pun yang diperlukan untuk memberi mereka kesempatan kembali kepada-Nya. Dalam beberapa tahun terakhir, remaja Gereja telah menanggapi semangat Elia dengan cara yang mengilhami. Banyak yang sekarang ini memegang rekomendasi penggunaan-terbatas mereka sendiri dan sering menggunakannya. Tempat pembaptisan bait suci lebih sibuk daripada kapan pun sebelumnya; beberapa bait suci bahkan harus menyesuaikan jadwal mereka untuk mengakomodasi peningkatan jumlah kaum muda yang menghadiri bait suci. Tadinya merupakan perkecualian yang jarang tetapi disambut bagi remaja untuk membawa nama leluhur mereka sendiri ke bait suci. Kini ini menjadi hal yang lumrah, dan sering kali kaum muda itu sendiri yang menemukan leluhur tersebut. Selain itu, banyak remaja telah menemukan bahwa memberikan waktu mereka untuk melakukan penyelidikan sejarah keluarga dan pekerjaan bait suci telah memperdalam kesaksian mereka mengenai rencana keselamatan. Itu telah meningkatkan pengaruh Roh dalam kehidupan mereka dan mengurangi pengaruh lawan. Itu telah membantu mereka merasa lebih dekat kepada keluarga mereka dan lebih dekat kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka telah belajar bahwa pekerjaan ini menyelamatkan bukan saja yang mati; itu menyelamatkan kita semua lihat A&P 12818. Kaum muda telah menangkap visinya dengan mengagumkan; kini orangtua mereka perlu mengejar. Kini ada banyak orang yang telah menerima pembaptisan di dunia roh, karena pekerjaan yang dilakukan oleh kaum muda, dan mereka menantikan tata cara lainnya yang hanya orang dewasa dapat lakukan di dalam bait suci di dunia ini. Pekerjaan mengumpulkan keluarga Bapa Surgawi bukanlah hanya bagi orang muda, dan itu juga bukan hanya bagi kakek-nenek. Itu adalah untuk semua orang. Kita semua adalah pengumpul. Inilah pekerjaan generasi kita, yang Rasul Paulus sebut dispensasi “kegenapan waktu” saat katanya Allah akan “mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi” Efesus 110. Ini dimungkinkan melalui pekerjaan yang mendamaikan dari Putra terkasih Allah, Yesus Kristus. Karena Dia, anggota keluarga kita, “yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merobohkan tembok pemisah” Efesus 213–14. Anda telah merasakan ini, sebagaimana yang telah saya rasakan, ketika Anda telah mengalami peningkatan kasih sewaktu Anda menatap gambar seorang leluhur. Anda telah merasakannya di bait suci, ketika nama di kartu tampak bagaikan lebih daripada sebuah nama, dan Anda tidak dapat tidak merasa bahwa orang ini tanggap akan diri Anda dan merasakan kasih Anda. Saya bersaksi bahwa Allah Bapa menginginkan anak-anak-Nya kembali pulang, dalam keluarga dan dalam kemuliaan. Juruselamat hidup. Dia mengarahkan dan memberkati pekerjaan ini, dan Dia mengawasi serta membimbing kita. Dia berterima kasih kepada Anda untuk pelayanan setia Anda dalam mengumpulkan keluarga Bapa-Nya, dan saya menjanjikan bagi Anda bantuan diilhami yang Anda cari dan butuhkan. Dalam nama Yesus Kristus, amin.
Tasikmalaya-. Akad nikah wanita ini viral bikin haru karena disaksikan oleh seorang ibu yang sedang duduk bersandar di tempat tidur rumah sakit. Setelah acara akad nikah itu, sang ibu meninggal dunia. Momen akad nikah yang penuh haru itu viral setelah diunggah oleh Nadia, lewat akun TikToknya @nadiarenaraw.
Salah satu kebahagiaan umat Islam adalah ketika mendapatkan surga kelak di akhirat, dan itu merupakan janji Allah SWT. Pertanyaannya apakah keluarga di dunia akan berkumpul kelak di akhirat? Kendati Allah SWT merahasiakan nikmat-nikmat yang akan diberikan kelak sebagaimana firman berikut فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ “Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” QS As-Sajadah 17 Namun, sejumlah ulama salaf menegaskan bahwa di antara kebahagiaan umat Islam kelak di surga adalah bertemu kembali dengan keluarga yang dia cintai di dunia. Hal ini setelah mereka mendapatkan rahmat Allah SWT dan syafaat Rasulullah SAW. وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَٰهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَىْءٍ ۚ كُلُّ ٱمْرِئٍۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ Wallażīna āmanụ wattaba'at-hum żurriyyatuhum bi`īmānin alḥaqnā bihim żurriyyatahum wa mā alatnāhum min 'amalihim min syaī`, kullumri`im bimā kasaba rahīn “Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” QS At-Thur 21 Ibnu Abbas, mengomentari ayat ini dengan menjelaskan Allah akan mengangkat derajat keturunan seorang mukmin meskipun berbeda tingkat amalnya sebagai pelipur lara baginya. Kemudian dia membaca surat At-Thur 21 di atas. Penegasan ini sebenarnya senada dengan janji Allah SWT yang ada dalam surat Ar’Rad ayat 23 جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ “yaitu surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” Dalam kitabnya Tafsir al-Quran al-Adhim, Ibnu Katsir menjelaskan maksud dari ayat ini, bahwa Allah SWT akan mengumpulkan orang-orang mukmin dengan orang yang mereka cintai dari bapak, istri, dan anak-anak, yang memang pantas masuk surga sebagai pelipur lara baginya, bahkan dia akan mengangkat derajat keluarganya yang dalam level rendah itu menjadi level tinggi, tanpa mengurangi derajat sang mukmin yang tinggi tersebut, sebagai anugerah dari Allah SWT. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
М веጆаւопрυΧερ уሡጶኡуπу ωпу
Ոзዩթаጇ ωպաγ էΕсωдαлы ሒи εմε
Οфሁхраւι ቀаሀቧйивса ዮԻγутուиξ оծθጰанθци
Жυйа хխЧиλуψուሉሑ բ гቬχዮስዢቢሮպኦ
DalamSurat An-Nisa ayat 11 Allah berfirman: آباؤُكُمْ وَأَبْناؤُكُمْ لا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعاً. “Orang-otang tua dan anak-anak kalian, kalian tidak tahu manakah di antara mereka yang lebih dekat kemanfaatannya bagi kalian.”. Mengenai ayat tersebut sahabat

Menjadi Keluarga Allah di Luar Ramadhan Oleh Hamzah Saifuddin Staff Pengajar Ma’had Aly An-Nuur إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. نَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ اَلله اَكْبَرُ، اَلله اَكْبْرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، لَااِلَهَ اِلَّا اللهَ وَاللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ Khutbah Pertama Download PDF di sini. Allahu akbar kabira walhamdulillahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallah wallahu akbar allahu akbar walillahil hamd. Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan khatib mengajak para jamaah sekalian untuk selalu mensyukuri segala nikmat yang luar biasa ini. Nikmat kebahagiaan yang tidak bisa diukur dengan suatu apapun. Kebahagiaan bertemu secara sempurna dengan bulan ramadhan, semua itu datangnya tidak lain dan tidak bukan hanyalah dari Allah semata, termasuk nikmat bertemu dengan hari raya Idul Fitri kali ini. Shalawat beriringkan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada uswatun hasanah umat Islam, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’in, tabiut tabiin. Bulan Ramadhan telah usai, kini ia telah pergi meninggalkan kita semuanya, beserta kemuliaan dan keutamaannya. Maka pada momentum kali ini, khatib mengajak kepada jamaah sekalian untuk tidak kendur dalam menjalankan amal shalih, walaupun Ramadhan sudah tidak bersama kita lagi. Ramadhan adalah momen pembentukan karakter seorang muslim, penggemblengan jasad dan jiwa untuk terus terbiasa dalam melakukan amal shalih, terutama membaca Al-Qur’an, qiyamul lail, dan puasa. Oleh sebab itu mari kita jaga bersama apa yang sudah kita biasakan di bulan Ramadhan dan kita praktikkan kembali di bulan-bulan selanjutnya, sehingga kita bisa menjadi orang-orang yang beruntung, sebagaimana perkataan yang menyebutkan مَنْ كَانَ يَوْمِهِ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ “Siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia menjadi orang yang beruntung.” Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar walillahil hamd. Jamaah shalat Idul Fitri rahimani wa rahimakumullah. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala mempunyai keluarga di dunia, keluarga yang anggotanya dipilih langsung oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Alangkah bahagianya ketika ada seorang muslim yang dipilih oleh Allah untuk menjadi keluarga-Nya. Artinya, ketika Allah sudah memilih hamba-Nya maka hamba tersebut bukanlah hamba yang sembarangan, dia memiliki keistimewaan yang sungguh luar biasa diantara hamba yang lainnya. Di dalam kitab Syarh Sunan Abi Dawud disebutkan bahwa orang yang dipilih oleh Allah menjadi keluarga-Nya adalah mereka yang sudah pasti menjadi wali Allah dan orang yang dicintai oleh Allah. Lalu apa keuntungan ketika kita menjadi keluarganya Allah? Di dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam disebutkan, فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ. رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ “Apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang digunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang digunakan untuk memegang dan Aku menjadi kakinya yang digunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepada–Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepada–Ku pasti Aku akan melindunginya.” HR. Bukhari. Maka Syaikh Shalih al-Utsaimin memberikan penjelasan dalam kitab Syarh Arbain Nawawi bahwa janji Allah kepada mereka adalah dengan ditunjukkan kepada perbuatan-perbuatan yang diridhai-Nya dan setiap permintaannya akan dikabulkan oleh Allah, jika dia butuh pertolongan, perlindungan Allah akan melindunginya. Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar walillahil hamd. Jamaah shalat Idul Fitri rahimani wa rahimakumullah. Pertama adalah Menjadi Ahli Qur’an. Ada dua amalan yang hendaknya dilazimi oleh seorang hamba agar terpilih menjadi keluarga Allah subhanahu wa ta’ala. Amalan yang pertama adalah menjadi ahli Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِك، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلّهِ أَهْلِيْنَ مِنَ النَّاسِ قَالُوا يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ هُمْ؟ قَالَ هُمْ أَهْلُ القرآنِ، أَهْلُ اللهِ وَخَاصَتُهُ. رواه أحمد “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga diantara manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka ya Rasulullah?” Rasul pun menjawab, “Para ahli Al-Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.” HR. Ahmad. Keluarga Allah yang pertama adalah mereka ahli qur’an, orang yang menjadikan aktivitas membaca Al-Qur’an sebagai rutinitas. Tiada hari dan waktu yang ia gunakan untuk kegiatan yang sia-sia kecuali untuk membaca Al-Qur’an. Maka dari itu, orang yang membiasakan diri membaca Al-Qur’an, mereka akan dijadikan oleh Allah sebagai keluarga-Nya. Para ulama menyebutkan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an memiliki dua tipe. Pertama adalah mereka yang membaca secara lafdziyah dan kedua adalah mereka yang membaca secara hukmiyah. Maksud membaca Al-Qur’an secara lafdziyah adalah membaca Al-Qur’an sebagaimana umumnya manusia. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda عَنْ اِبْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأ حَرْفاً مِنْ كِتاب الله فَلَهُ حَسَنَة، والحَسَنَة بِعَشْرِ أمْثَالِها، لا أقول ألم حَرفٌ، ولكِنْ ألِفٌ حَرْفٌ، ولاَمٌ حَرْفٌ، ومِيمٌ حَرْفٌ . رواه الترمذي “Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan semisalnya. Aku tidak mengatakan Alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, mim satu huruf.” HR. Tirmidzi Adapun maksud membaca secara hukmiyah adalah memahami hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, termasuk juga melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, lalu membenarkan apa yang dikabarkan oleh Allah didalam Al-Qur’an. Di dalam hadits di atas juga dinyatakan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an entah itu lafdziyah maupun hukumiyah dan ia menjadikan hal tersebut sebagai kebiasaan maka janji Allah akan dijadikan sebagai keluarga-Nya Allah. Maka sungguh beruntung seorang muslim yang menjadikan tilawatul qur’an sebagai rutinitas di luar bulan Ramadhan. Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar walillahil hamd. Jamaah shalat Idul Fitri rahimani wa rahimakumullah. Kedua adalah Memakmurkan Masjid. Amalan berikutnya yang harus dilazimi oleh seorang hamba agar terpilih menjadi keluarga Allah subhanahu wa ta’ala adalah senantiasa memakmurkan Masjid. Allah berfirman dalam Surat At-Taubah Ayat 18 إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا ٱللَّهَ ۖ فَعَسَىٰٓ أُو۟لَٰٓئِكَ أَن يَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُهْتَدِينَ “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” Ketika Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, beliau menyebutkan sabda dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ “إِنَّمَا عُمَّارُ المَسَاجِدَ هُمْ أَهْلُ اللهِ “Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid, mereka adalah Ahlullah keluarganya Allah.” Hadits tersebut menyampaikan kepada kita tentang fadhilah keutamaan orang-orang yang memakmurkan masjid Allah dan Allah menggolongkan mereka menjadi ahlullah, keluarganya Allah. Maka dari sini kita dapat memahami bahwa masjid-masjid Allah itu adalah rumah Allah, artinya orang yang menjaga, merawat, dan memakmurkannya, mereka akan diberi balasan yang sungguh luar biasa dari Allah subhanahu wa ta’ala. Jamaah shalat Idul Fitri rahimani wa rahimakumullah. Di bulan Ramadhan masjid-masjid akan selalu ramai. Entah itu di pagi hari, siang hari, bahkan di malam pun tak sedikit orang yang memilih tidur di masjid daripada tidur di rumahnya. Hal itu karena di bulan Ramadhan kita mengerti bahwa segala amal shalih yang dikerjakan akan dilipat gandakan. Maka kebiasaan inilah yang harus kita lestarikan bukan hanya di bulan ramadhan saja. Kewajiban memakmurkan masjid bukan hanya kewajiban takmir saja. Akan tetapi bagi siapa pun kaum muslimin, berkewajiban untuk menjadikan masjid di dekatnya menjadi makmur. Sebab salah satu misi diberdirikannya masjid adalah untuk digunakan sebagai tempat ibadah kaum muslimin. Maka bagaimana mungkin ada orang Islam yang tidak mau meramaikan masjidnya, ia malah alergi dengan tempat ibadahnya sendiri. Hal demikian tentulah kita semua tidak menginginkannya. Di dalam kitab Ummarul Masajid Maknawiyah wa Fadhluha disebutkan bahwa salah satu efek positif ketika masjid itu bisa ramai adalah akan menguatkan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin. Demikian karena masjid merupakan tempat yang menjadi pusat berkumpulnya kaum muslimin tak kurang 5 kali dalam sehari. Karena itulah setiap muslim berkewajiban untuk selalu memakmurkannya agar ukhuwah kaum muslimin bisa semakin solid. Adapun mereka yang enggan untuk merapat ke masjid maka ia bagaikan hewan yang menjauh dari gerombolannya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الإِنْسَانِ كَذِئْبِ الغَنَمِ يِأَخْذِ الشَّاةَ القَاصِيَّةَ وَ النَّاحِيَّةَ، فَإِيَّاكُمْ وَالشِّعَابِ وَعَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ وَالعَامَّةِ وَالمَسْجِدِ. رواه أحمد “Sesungguhnya setan adalah serigala bagi manusia, seperti serigala bagi kambing, yang memakan kambing yang sendirian. Takutlah pada perpecahan dan tetaplah bersama jamaah yakni kebanyakan manusia golongan besar orang mukmin dan masjid” HR. Ahmad Kalaulah ada seorang muslim yang menjauh dari masjid tentu ia akan dijadikan target utama bagi setan untuk digelincirkan agar bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar walillahil hamd. Jamaah shalat Idul Fitri rahimani wa rahimakumullah. Perlu kita pahami bersama bahwa orang yang memakmurkan masjid bukan hanya orang yang membangun bangunannya. Akan tetapi termasuk orang yang mengajak manusia untuk mendekat kepada masjid, menjadikan masjidnya ramai dengan jamaah dan ibadah sehingga masjid bisa memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat secara umum. Jangan sampai masjid-masjid di daerah kita hanya ramai setahun sekali, jangan sampai masjid kita hanya ramai di bulan ramadhan saja, tapi jadikan masjid kita menjadi masjid yang selalu ramai setiap waktunya. Pada hari Kiamat Allah akan memanggil orang yang memakmurkan rumah Allah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari sahabat Anas bin Malik إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُنَادِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَيْنَ جِيرَانِي؟ أَيْنَ جِيرَانِي؟ فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ رَبَّنَا، وَمَنْ يَنْبَغِي لَهُ أَنْ يُجَاوِرَكَ؟ فَيَقُولُ أَيْنَ عُمَّارُ الْمَسَاجِدِ؟ “Sesungguhnya Allah menyeru pada hari Kiamat, Di mana kah tetanggaku? Di mana kah tetanggaku?’ Maka para Malaikat berkata, Wahai Rabb kami, siapa yang menjadi tetanggamu?’ Maka Allah menjawab, Di mana kah orang yang memakmurkan masjid?” Itulah balasan yang Allah berikan kepada orang-orang yang memakmurkan masjid. Bahkan di dalam hadits yang lain Allah berjanji kepada orang yang hatinya selalu terikat dengan masjid, hatinya selalu terpaut dengan masjid, akan menaunginya di mana saat itu tidak ada naungan yang bisa menaunginya kecuali hanya naungan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah di dalam naungannya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Yaitu imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Tuhannya, seseorang yang hatinya bergantung di dalam masjid.” HR. Bukhari Meskipun Ramadhan telah usai, mari kita jadikan kebiasaan yang sudah terbangun menjadi kebiasaan di luar bulan Ramadhan. Maka kesempatan yang sungguh luar biasa yang harus kita dapatkan adalah menjadi keluarganya Allah, yaitu dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an dan juga berusaha untuk terus memakmurkan masjid Allah subhanahu wa ta’ala. Khutbah Kedua Jamaah shalat Idul Fitri rahimani wa rahimakumullah. اللهُ اَكْبَرُ ٣× اللهُ اَكْبَرُ ٤× اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ Mari kita tutup Khutbah pada kesempatan kali ini dengan berdoa kepada Allah, إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَقِرَاءَتَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَسْبِيْحَنَا وَتَهْلِيْلَنَا وَتَمْجِيْدَنَا وَتَحْمِيْدَنَا وَخُشُوْعَنَا يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العَالَمِيْن إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ Shallom Keluarga Allah ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ ‍ Di tengah dunia yang sedang hanyut dengan berbagai masalah, dibutuhkan anak-anak Tuhan yang bangkit untuk memancarkan terang
Karenamanusia akan sadar bahwa keluarga terbentuk atas ikatan. Seluruh manusia ini adalah keluarga Karena terikat dalam penciptaan yang sama yaitu dari Allah SWT. Selanjutnya, Luqman meminta anaknya untuk mendirikan shalat. Perintah mendirikan shalat ini disandingkan dengan perintah untuk selalu melakukan hal yang baik dan mencegah kemungkran. tj1vqsV. 134 333 100 237 3 56 96 36 352

keluarga allah di dunia